Kamis, 20 November 2008

* SEORANG AYAH *

* SEORANG AYAH *

> Suatu ketika ada seorang anak gadis bertanya kepada
> Ayahnya, tatkala
> tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap
> wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya
> yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya.
>
> Anak gadis itu bertanya pada ayahnya:
> "Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan
> badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk?"
> Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di
> beranda.
>
> Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah
> jawaban
> Ayahnya. Anak gadis itu berguman : "Aku tidak
> mengerti."
> Dengan kerut kening karena jawaban Ayahnya membuatnya
> tercenung oleh rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum,
> lalu
> dibelainya rambut anak gadis nya itu, terus menepuk nepuk
> bahunya,
> kemudian Ayahnya mengatakan :
> "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang
> Laki-laki."
> Demikian bisik Ayahnya, membuat anak gadis itu bertambah
> bingung.
>
> Karena penasaran, kemudian anak gadis itu menghampiri
> Ibunya lalu bertanya :
> "Ibu mengapa wajah ayah menjadi ber kerut-merut
> dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya
> Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa
> sakit?"
>
> Ibunya menjawab: "Anakku, jika seorang Laki-laki yang
> benar benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang
> akan demikian."
> Hanya itu jawaban Sang Bunda.
>
> Anak gadis itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa,
> tetapi dia tetap saja penasaran.
> Hingga pada suatu malam, anak gadis itu bermimpi. Di
> dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat
> lembut, namun jelas sekali.
>
> Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata
> suatu
> rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya
> selama ini.
>
> "Saat Ku-ciptakan Laki-laki, Aku membuatnya sebagai
> pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari
> bangunan
> keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar
> keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. "
>
> "Ku-ciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk
> membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya. Dan
> kegagahannya
> harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya.
> "
>
> "Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha
> mencari
> sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri
> yang halal
> dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun
> seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya.
> "
>
> "Kuberikan Keperkasaan & mental baja yang akan
> membuat dirinya pantang
> menyerah, demi keluarganya dia
> merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi
> keluarganya dia
> merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram
> hujan dan
> hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi
> keluarganya & yang selalu
> dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya
> dengan
> mengharapkan hasil dari jerih payahnya."
>
> "Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang
> akan
> membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing
> keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap
> perjalanan
> hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya.
> "
>
> "Ku berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha
> berjuang
> demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi
> & situasi
> apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya
> melukai perasaannya & melukai hatinya.
>
> Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan
> perlindungan rasa
> aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap.
> Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan
> kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu
> anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi
> sesama saudara."
>
> "Ku-berikan kebijaksanaan & kemampuan padanya
> untuk
> memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan
> penyadaran, bahwa Istri yang baik adalah Istri yang
> setia terhadap suaminya, Istri yang baik adalah Istri yang
> senantiasa
> menemani & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup
> baik suka maupun
> duka, walaupun seringkali
> kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang
> diberikan
> kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan,
> sejajar & saling melengkapi serta saling
> menyayangi."
>
> "Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti
> bahwa Laki-
> laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk
> mencari &
> menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam
> keluarga bahagia & badannya tang terbungkuk agar dapat
> membuktikan,
> bahwa sebagai laki-laki yang bertanggungjawab terhadap
> seluruh
> keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga
> serta
> segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi
> kelangsungan hidup
> keluarganya. "
>
> "Ku-berikan kepada Laki-laki tanggung jawab penuh
> sebagai
> pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat
> dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan hanya inilah
> kelebihan yang
> dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab
> ini adalah
> Amanah di Dunia & Akhirat."
>
> Terbangun anak gadis itu, dan segera dia berlari, berlutut
> & berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia
> hampiri bilik
> Ayahnya yang sedang berdoa, ketika Ayahnya berdiri anak
> gadis itu
> merengkuh dan mencium tangan Ayahnya.
>
> "AKU BISA MERASAKAN BEBANMU, AYAH."
>
> Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan
> yang
> begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi
> keindahan
> tangan Ayah...
>
> With Love to All Father
>

Tidak ada komentar: